KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Jalan panjang Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membuat kawasan Malioboro tetap nyaman bagi semua masih terus berjalan. Sepeninggalan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kini telah menempati lokasi baru di Teras Malioboro 1 (Eks Bioskop Indra) dan Teras Malioboro 2 di eks Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, kini selasar Timur dan Barat Malioboro benar-benar leluasa untuk pejalan kaki.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, kedepan selasar Malioboro akan diperbaiki sesuai dengan bangunan arsitek dan heritage yang ada di Yogyakarta. Musabab Kawasan Malioboro yang terletak tepat di sumbu filosofi atau sumbu imajiner Yogyakarta, sejak 2019 silam telah diusulkan menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia Tak Benda ke UNESCO.
Berkaitan dengan hal tersebut, masih banyak pekerjaan yang harus di lakukan bersama antara pemilik kebijakan dengan masyarakat luas baik wisatawan maupun mereka yang mencari penghidupan di Malioboro. Sultan menyebut, fasad bangunan toko-toko yang ditinggalkan oleh PKL menjadi bagian cagar budaya yang harus memiliki warna selaras, hal ini tentu agar kawasan itu semakin indah dan sesuai sebagai kawasan heritage.
"Kami sudah bilang ke pemilik toko, nanti fasadnya menjadi bagian dari heritage dan mereka yang akan memperbaiki. Toko tidak boleh memperluas dagangannya sampai diluar toko," ungkap Sultan usai berjalan kaki menyusuri trotoar dan selasar Malioboro dari Kantor Gubernur di Kompleks Kepatihan menuju Gedung DPRD DIY, Jumat (11/2/2022) petang.
Perbaikan infrastruktur yang ada di sepanjang Malioboro juga dilakukan. Mulai dari perbaikan trotoar yang sudah rusak, pengecetan, perbaikan kabel-kabel, perbaikan saluran limbah air, hingga penambahan penerangan di sepanjang Malioboro. Perbaikan ini diminta untuk dapat diselesaikan setidaknya dalam tiga bulan. Diharapkan, kawasan Malioboro menjadi lebih rapi, sehingga membuat nyaman pengunjung.
"Sama-sama akan kita perbaiki semua, dengan harapan nanti mereka yang berada di Malioboro lebih nyaman," ujar Sultan.
Sultan mengatakan, nantinya trotoar di Malioboro akan diramaikan dengan berbagai atraksi seni budaya. Dengan begitu, Malioboro tidak hanya menjadi kawasan pedestrian, tapi juga sebagai panggung seni pertunjukan yang panjang. Selain itu, Teras Malioboro 1 maupun Teras Malioboro 2 juga akan diramaikan dengan kegiatan seni budaya.
"Kemungkinan bisa dua kali dalam sepekan, Selasa sama Sabtu. Di samping secara rutin Selasa sama Sabtu itu, mungkin juga ada program atau acara-acara lain yang nanti bisa disusun Balai (Pelestarian) Cagar Budaya yang ada di Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, baik menyangkut seni budaya maupun street art di sepanjang Malioboro," kata Sultan.
Sementara Walikota Jogja, Haryadi Suyuti menyebut, pihaknya akan segera melakukan penataan di kawasan Malioboro setelah PKL direlokasi. pihaknya akan bertanggung jawab terhadap kebersihan, keindahan, ketertiban, dan menciptakan kenyamanan di kawasan Malioboro. Dalam tiga bulan, pihaknya akan berupaya untuk mewujudkan Malioboro menjadi kawasan yang nyaman bagi pengunjung.
"Termasuk juga keindahan di lokasi Malioboro dan ketertibannya," kata Haryadi.
Haryadi menambahkan, penamaan Malioboro pun sebisa mungkin disesuaikan dengan Malioboro yang baru, yakni Kawasan Cagar Budaya Malioboro. Hal ini diharapkan bisa mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan menghargai serta melindungi kawasan tersebut.
"Pemkot juga akan berusaha untuk menjadikan Malioboro ini tetap ramai dengan berbagai atraksi budaya dan seni sehingga para pengunjung yang datang ke sini bisa merasakan kenyamanan dan juga betah berada di Malioboro," ucapnya.
"Tugas kami pemerintah untuk meramaikan daripada Teras Malioboro 1 dan 2, dalam waktu tiga bulan kita sama-sama untuk segera menata menjadi kawasan yang indah, kawasan yang bersih, kawasan yang nyaman untuk semua pengunjung di kawasan Malioboro ini," tutup Haryadi.(adv)
TAGS: | pedestrian malioboro pkl sultan gubernur srisultan relokasi cagarbudaya selasar yogyakarta jogja diy |