KORANBERNAS.ID – Selama dua hari, Kamis dan Jumat (6-7/12/2018) para tokoh nasional dan internasional dari industri teknologi blockchain mengadakan pertemuan di Jogja.

Kegiatan yang berlangsung di Sahid Jaya Hotel Yogyakarta kali ini merupakan bagian dari gelaran acara Blockchain Cryptocurrency Talks and Networking (BCTN 1.0 AKAR) yang bertajuk Blockchain for grassroots.

Indra Hariyadi selaku CEO Hacklab Rocks! didampingi Co Founder Nakka dari Singapura, Ariel Thng, menyampaikan pada pertemuan ini diundang 16 ahli di bidangnya.

“Konferensi blockchain ini unik karena langsung punya dampak di masyarakat. Dengan teknologi ini kita bisa memberdayakan petani,” kata Indra mencontohkan.

Kepada wartawan di sela-sela acara dia menjelaskan Blockchain merupakan penemuan teknologi paling penting abad ini, selain listrik dan internet. Salah satu contohnya adalah big coin.

Selaku ketua panitia acara itu, Indra Haryadi mengatakan BCTN 1.0 - AKAR merupakan konferensi internasional blockchain yang pertama dan terbesar yang pernah diselenggarakan di Yogyakarta.

“Pertemuan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi dunia teknologi digital di Kota Yogyakarta sebagai ibukota talenta-talenta dunia teknologi digital Indonesia,” ungkapnya.

Acara yang dihadiri setidaknya 500 peserta, 100 tamu undangan, 15 pembicara dan 12 komunitas ini dikpersembahkan oleh Hacklab Rocks! dan Nakka.

Sebagian dari narasumber  BCTN 1.0 AKAR mengikuti sesi foto bersama. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Selain itu, juga bekerja sama dengan Blockchain Society, Tokocrypto, DailySocial.id, Sahid Jaya Walk dan Santara selaku co-organizer.

Adapun sponsor acara ini yaitu Indigo Creative Nation, Alibaba Cloud, Asus, Gamatechno, Peruri, Bank Jateng, Kartaga, Biznet, Ngangkring Apparel serta didukung oleh ADITIF.

Head of Committee BCTN 1.0 – AKAR, Saga Ikranegara, menambahkan tema Blockchain for grassroots sengaja diangkat untuk memperkenalkan blockchain sebagai teknologi masa depan dan bermanfaat untuk membantu masyarakat di kalangan akar rumput.

“Tidak hanya orang yang dekat dengan teknologi namun juga masyarakat di akar rumput yang selama ini tidak memiliki akses ke teknologi menjadi lebih sadar dan dapat memanfaatkan teknologi blockchain,” jelasnya.

Sedangkan Ery Punta dari Indonesia Blockchain Society menyampaikan saat ini sudah banyak berdiri perkumpulan blockchain.

Sementara Ariel Tnng menyampaikan pentingnya konsensus dalam membangun sebuah sistem berbasis blockchain.

Dia juga banyak memperoleh pertanyaan dari para peserta berkaitan dengan konsensus blockchain dan juga contoh kongkret penerapannya pada bidang industri. (sol)